PEMATANGSIANTAR, (HarianSumut)
Sehubungan dengan ikutnya sebagai calon Ephorus (Pimpinan tertinggi-Red) pelaksanaan Sinode Godang (Musyawarah Besar-Red) dalam rangka pemilihan Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) pada 2-8 Desember 2024 di Seminarium Sipoholon, Tapanuli Utara, Pdt. Maulinus Siregar, MTh melakukan pertemuan dengan sahabat maupun rekan-rekannya sesama Pendeta, Kamis (14/11/2024) di Lims Kok Tong, Jln. MH Sitorus, Kota Pematangsiantar.
Pertemuan yang bersifat kekeluargaan tersebut dikatakan Maulinus sekedar tukar pikiran terkait pengembangan HKBP kedepannya. “Sebenarnya HKBP saat ini sudah berjalan dengan benar, tapi untuk kemajuan kedepan jika saya terpilih menjadi Ephorus, HKPB itu harus menjadi berkat untuk semua. Bukan hanya untuk HKBP saja, tapi termasuk untuk lintas agama,” ujar Maulinus didampingi tokoh masyarakat Sumut dan mantan anggota DPRD Sumut Pardomuan Nauli Simanjuntak, SH.
Maulinus mengatakan, dia ingin menunjukkan pimpinan gereja harus menjadi sahabat bagi pendeta, jemaat dan semua kalangan. Hidup seperti gembala, karena pemimpin seperti itu yang diinginkan pelayan gereja.
Lahir dari keluarga pendeta dan pernah melayani di gereja di Kalifornia, Amerika Serikat, selama 8 tahun. Sang ayah juga pernah jadi Praeses di Dairi, Pdt. Maulinus Siregar, MTh mempunyai dua kerinduan dalam pelayanan jika terpilih jadi Ephorus.
Pertama, akan mengelola HKBP dengan sistem kepegawaian dengan merin system, artinya menempatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki termasuk spiritualitas yang berpotensi menyatukan jemaat. Kedua, sistem kasih. Tidak ada lagi istilah balas dendam dari periode yang baru dengan yang lama.
“Kasih itu tidak mengenal balas dendam, karena Ephorus tidak ditugaskan untuk balas dendam. Tetapi jadi gembala yang menyatukan,” jelasnya.
Terkait peningkatan pelayanan kepada jemaat, Maulinus mengatakan penambahan Distrik tidak selamanya jadi solusi, tapi lebih kepada peningkatan pelayan seluruh Pendeta, Guru Huria, Bibel Pro dan Diakones yang dapat memberikan sentuhan pelayan langsung kepada jemaat.
“HKBP akan terus mempersiapkan dan melakukan pembinaan dalam ketrampilan, kemampuan dan kecakapan para pelayannya. Termasuk berkolaborasi dengan media sebagai kontrol sosial terhadap pelayanan itu sendiri,” ujarnya.
Ditanya perihal kerinduan jemaat terhadap peningkatan mutu yayasan pendidikan HKBP, Maulinus mengaku ada degradasi atau penurunan mutu. Dijelaskannya bahwa sebagai anak pendeta, dirinya dulu disarankan untuk sekolah pada yayasan pendidikan HKBP.
Sekolah-sekolah HKBP dulu memang menjadi pilihan karena kualitasnya. Seperti STM HKBP Pematangsiantar, SPG, Sekolah Perawat di Balige dan Universitas Nommensen, dulu lulusannya ditunggu berbagai perusahaan.
“Nanti kita akan tingkatkan mutu lembaga-lembaga pendidikan HKBP, sehingga menjadi pilihan jemaat untuk menyekolahkan anak-anaknya,” harap Pdt. Maulinus Siregar, MTh. (Red)