Jokowi & PDIP Respons Effendi soal Hasto Dibantu dari Buruan KPK

| oleh -13x Dilihat
Screenshot

JAKARTA, (HarianSumut)

Eks politikus PDIP Effendi Simbolon membantah bahwa penetapan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka oleh KPK terkait kasus suap Harun Masiku kini sebagai bentuk politisasi hukum dan didalangi Presiden RI Ketujuh Joko Widodo (Jokowi).

Effendi justru menyebut bahwa selama ini Jokowi ikut membantu Hasto dari kejaran KPK. Buktinya, hingga akhir periode pimpinan KPK 2019-2024, kasus Hasto menurut Effendi tak pernah diutak-atik.

DPP PDIP hingga Jokowi pun merespons pernyataan Effendi tersebut.

Juru Bicara PDIP, Guntur Romli menilai pernyataan Effendi bertentangan dengan fakta sebaliknya. Menurut dia, justru Hasto yang selama ini banyak membantu Jokowi.

Sebagai Sekjen PDIP, Guntur menyebut Hasto bahkan selama dua periode kepresidenan sebelumnya selalu menolak tawaran posisi menteri dari Jokowi. Menurut dia, Hasto ingin posisi Sekjen PDIP tetap independen dan berjarak dengan kekuasaan.

“Namun sebagai Sekjen PDI Perjuangan, Mas Hasto totalitas mendukung dan membantu Jokowi karena instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri,” kata Guntur, Kamis (9/1/2025).

Menurut dia, dengan pernyataan Effendi, KPK mestinya kini harus turun tangan memeriksa Jokowi. Guntur menilai pernyataan Effendi itu telah menguatkan cawe-cawe Jokowi dalam penanganan perkara di KPK.

Dia menyebut Sekjen partainya tak pernah merasa dibantu Jokowi. Sebab faktanya, kasus itu telah mencuat sejak awal periode Jokowi pada 2020.

Baca Juga:  Deklarasi Menang Satu Putaran, Pramono Ucap Terima Kasih ke TNI-Polri

“Justru yang dirasakan malah kasus HM ada kekuatan ‘tangan-tangan kekuasaan’ yang memakai kasus ini untuk menyerang Sekjen dan PDI Perjuangan. Siapa yang bisa menggerakkan KPK? Kalau benar kata Effendi Simbolon, maka tentu saja Jokowi,” katanya.

Sebelumnya, Effendi justru menyebut bahwa selama ini Jokowi ikut membantu Hasto dari kejaran KPK. 

“Enggak lah [politisasi], setahu saya justru Pak Jokowi bantu dia, setahu saya selama ini. Buktinya kan sampai dengan periode pimpinan KPK yang lama kan tidak ada dikutak-katik itu, ini kan periode yang baru ini gitu,” kata Effendi usai menghadiri acara di Kementerian Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta, seperti dikutip dari detik.com, Rabu (8/1).

Dia mengaku prihatin respons PDIP terhadap kasus hukum yang menjerat Hasto. Effendi mengaku menyesalkan sejumlah elite PDIP yang terus mencerca Jokowi.

Padahal, Jokowi selama ini terus memberi perhatian kepada PDIP. Effendi mengaku juga sempat menyampaikan ke Hasto bahwa Jokowi selama ini banyak membantu kasusnya di KPK. Namun, hal itu dibantah  Hasto.

“Saya sampaikan juga ke Mas Hasto begitu ‘Mas setahu saya Pak Jokowi itu yang ikut menjaga anda loh’, ‘ooh enggak ini’, ya silakan saja tapi ini enggak hanya sebatas seorang Hasto, saya kira ini harus pertanggungjawabannya dari ketua umumnya dong,” klaim Effendi.

Baca Juga:  KTT ASEAN Ditutup, Soroti Kawasan Yang Lebih Terhubung dan Tangguh

Respons Jokowi

Sementara itu, Jokowi enggan menanggapi pernyataan Effendi Simbolon. Jokowi justru balik bertanya saat dikonfirmasi mengenai pernyataan Effendi yang juga telah dipecat dari PDIP tersebut.

“Melindungi seperti apa? Tanyakan yang ngomong,” kata Jokowi di Solo, Kamis (9/1).

Presiden dua periode RI itu juga tidak bicara banyak saat dimintai komentar mengenai Effendi yang meminta Megawati Soekarnoputri mundur dari Ketua Umum PDIP karena dituding gagal mengelola partai, buntut penetapan Hasto sebagai tersangka.

Jokowi juga mengelak saat dimintai tanggapan mengenai pernyataan Effendi tersebut. Menurutnya, pertanyaan tersebut seharusnya dialamatkan kepada Effendi.

“Ya terserah Pak Effendi. Tanyakan ke sana, kok tanya ke saya. Wong yang komentar sana kok ditanyakan ke sini. Keliru lagi nanti kalau seperti itu,” kata Jokowi.

Sebelumnya, Effendi meminta Megawati mundur beberapa hari setelah menemui Jokowi di Solo.

Namun, Jokowi mengatakan pertemuan dia dan Effendi tersebut hanya sekadar silaturahmi biasa. Banyak hal yang dibicarakan dalam pertemuan dua mantan kader PDIP itu.

“Silaturahmi biasa,” kata Jokowi.

Jokowi pun menjawab diplomatis saat ditanya apakah pertemuan tersebut membicarakan PDIP.

“Kita kan sudah dianggap bukan bagian (dari PDIP). Ya ngapain kita berbicara mengenai itu,” kata dia. (CNN/Red)