Simalungun Darurat Narkoba, Beli Sabu Seperti Beli Kacang Goreng Alias Terang-terangan

| oleh -28x Dilihat
Screenshot

SIMALUNGUN, (HarianSumut)

Peredaran gelap narkotika di Simalungun sepertinya sudah terang-terangan. Para pegiat barang haram ini pun sepertinya tidak takut kepada aparat walau telah meresahkan warga.

Seperti halnya di Nagori Perlanaan, Kecamatan Bandar,  Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera banyak warga yang resah akibat maraknya peredaran narkoba di setiap dusun.

Menurut Andri salah seorang warga perlanaan mengatakan bahwa Nagori/Desa Perlanaan saat ini sudah menjadi kampung narkoba. Disamping sudah banyak kurir bahkan pengencernya sudah tidak terhitung lagi.

“Ngeri kalau kita liat bang, setiap dusun dan gang sudah ada kurir narkoba jenis sabu-sabu dan ganja. Mereka seperti jualan kacang goreng, jualan sabu di setiap gang atau dusun, di lormes (Losrong mesjid ) ada agennya yaitu Dni yang sehari-hari jualan cif. Kampong Pompa ada Bdi samping wisma Pelangi, di Joharan ada Ssu, di Teladan ada Adi Bedor yang baru tertangkap oleh Polres Batubara, di depan stasiun perlanaan dan Karang Asem ada Rja, mereka agen-agen besarnya bang. Kalau kurir dan juru antarnya Tni dan Arl dan pengecernya uda tak bisa dihitunglah,” ucap Andri.

Hal senada dikatakan seorang sumber yang tidak mau disebut namanya yang juga warga Nagori Perlanaan, mengatakan kampungnya suda menjadi kampung narkoba, masyarakat sudah sangat resah. Menurutnya Pemerintahan Nagori/Desa dan Polisi/APH bagai mati suri, kalau pun ada yang ditangkap paling 1-2 hari sudah dilepas, karna para pemainnya sudah memiliki jaringan luas, aparat desanya diam, polisi/APH juga diam.

“Kita sudah tak tau harus melapor pada siapa, sebab yang ditangkap saja dua hari bisa bebas, setahu saya para bandar bukan hanya menjual narkoba di perlanaan saja, para kaki tangannya selalu hilir mudik masuk ke desa ini. Ada nama-nama besar dari luar desa ini yang kami tau seperti Hdra TS kampung tempel, Irl kampung pompa, Ams menahol, Kndl Ujung Padang, Nno Rantobayu, Rdo psr 1B itu yang kita tau yang kita tidak tau masi lebih banyak,” sebut sumber.

Baca Juga:  Pimpin Apel Gabungan, Plt. Bupati: Jaga Netralitas ASN

Dijelaskan sumber, jaringan ini memang sangat tersetruktur, ada yang bertugas pemasok buah,ada pemesan, ada pengutip uang, ada kenjiro di setiap simpang-simpang, bila ada orang yang mereka curigai segera tanggap tutup dan pinda lokasi.

“Abang liatlah di dekat SD inpres lormes ada kandang lembu di situ transaksi dan para pengguna makek disitu, tapi bila ada yang mereka curigai masuk kesana, mereka segera bubar,” jelasnya.

Informasi yang berhasil dihimpun, Jumat (14/2/2025) warga takut untuk menyampaikan hal ini pada Polisi/ APH, sebab banyak oknum APH yang bekerja sama pada para bandar itu, sehingga bila ada masyarakat yang melapor, diberitahukan namanya sama bandar-bandar narkoba itu, maka akan ada seperti ancaman sama pelapor.

Disebut-sebut, bandar yang ada di Perlanaan dikomandoi oleh IGN, yang dikabarkan sebagai bigbos (bos besar) sabu-sabu tersebut. IGN dikenal licin dan sangat dekat pada oknum-oknum APH yang nakal dari Oknum yang ada di Polres Simalungun, Oknum BNN Simalungun, Oknum Polda Sumatra Utara dan Oknum BNN Sumut.

“Sudah menjadi rahasia umum bang, masyarakat sudah banyak yang tau makanya IGN dikenal bigbos itu sangat kebal hukum, yang sudah tertangkap saja dia bisa keluarkan bang. Contohnya pada pengembangan dari Polres Batubara kemarin, ada 11 warga Perlanaan yang tertangkap, tapi dua hari saja sudah keluar kok mereka, sudahpun jualan lagi mereka saat ini,” ujar sumber.

Wisma Pelangi yang ada di Kampung Pompa dikatakan jadi sarang penggunaan dan transfer sabu-sabu, itu mereka lakukan sangat terang-terangan toh aman-aman aja, Bahkan, kemarin ada 7 orang tertangkap di Wisma Pelangi dua hari suda keluar, makanya warga bingung dan resah.

Baca Juga:  Antisipasi Lonjakan Harga Jelang Nataru, Pemko Medan Gelar Pasar Murah

Warga berharap Kapolri, Kapoldasu, dan Presiden Prabowo agar melalui berita ini segera menangkap geng narkoba yang sudah sangat meresahkan tersebut.

Untuk membantu informasi, warga membeberkan nama pegiat barang haram yang beroperasi di sekitar daerah Simalungun bawah, seperti Nanok boluk, pak Kudel dibalik layar, Odang pembagi ujung Padang. Dedi bendo ujung Padang, Bolot putra sederhana, Duro pasar 1b, Sengkul, padel, Aseng kampung Jawa kuburan cina. Ajo, Aseng simpang Mayang, Roki, iris Hutahean simpang pelita, Pujek, Heri, Tolib jmbj, Mandra bandar tinggi, Abu sei langgei, dan masih banyak lagi.

Peredaran nakoba di Simalungun tak bisa terkendali lagi, diduga banyak oknum-oknum polisi nakal yang menjadi beking para bandar narkoba menjadikan situasi ini semangkin tak terkendali, akibatnya banyak para bandar merasa kebal hukum karna sudah merasa memberi setoran pada APH.

Saya suda banyak mendengar bahwa ada oknum-oknum APH dari oknum satintel, oknum satreskrim dan oknum satnarkoba membekingi bandar-badar narkoba dimana mana, istilanya cari job masing-masing mereka, makanya ketika ada media mengangkat pemberitaan, cepat-cepat para oknum nakal tersebut kasi tau sama para bandar, agak senyap dikit, lalu masuk rajia, hasilnya tidak ada barang bukti,” ujar sumber dengan nada kesal.

Ditambahkan sumber, IGN sudah populer namanya disebut sebagai Bigbos sabu di Simalungun bawah, namun tidak perna tersentuh hukum. Kalau polisi memang mau tangkap dia sudah ditangkapnya itu, kan gampang lidiknya, dia bukan pengusaha, bukan pekerja, tapi punya rumah mewah, mobil mewah, uangnya banyak di Bank. Pertanyaannya dari mana hasil kekayaannya?

“Saya sangat yakin masih banyak polisi di Simalungun yang bekerja dan berahklak sangat baik, sayangnya polisi yang baik itu tak bisa mendapatkan jabatan sehingga mereka juga terlihat sama,” ucap sumber seraya berharap Kapolres Simalungun membaca berita ini. (Tim/Red)