SIMALUNGUN, (HarianSumut)
Tanaman Menghasilkan (TM) terlihat sangat memprihatinkan dan mengalami kerusakan, seperti terlihat di blok-blok. Hal ini diduga buruknya manajemen PTPN IV Regional 2 Kebun Dolok Ilir.
Amatan di lapangan, Sabtu (15/02/2025 ), diketahui tanaman menghasilkan di Afd 7 PTPN IV Kebun Dolok Ilir, khususnya blok-blok yang tidak terpantau publik, ada kesan terjadi pembiaran pada tanaman sawit menghasilkan tidak terawat.
Tanaman menghasilkan (TM) terlihat hampir merata daun pada menguning seakan tidak dipupuk, juga hasil buah di pohon tidak maksimal, gulma tumbuh subur menyelimuti buah yang terkesan tidak dipanen.
Bahkan tanaman pohon sawit terlihat banyak yang stres dan terancam mati, hal ini bisa dampak karena selama ini buah sawit mentah ikut dipanen.
Informasi yang berhasil dihimpun, hal tersebut sudah persoalan lama dan sudah menjadi rahasia umum bahwa tanaman yang berada jauh dari jangkauan publik terkesan tidak ada pemeliharaan.
Askep Rayon Selatan Kebun Dolok Ilir Bendri Sitinjak sepertinya lebih memilih bungkam, saat dihubungi dan dichat via WA tidak memberikan respon.
Terpisah, pengamat Perkebunan Demson Manurung ST yang juga sebagai Ketua LSM Khatulistiwa menyayangkan manajemen kinerja pemangku jabatan di Kebun PTPN IV Dolok Ilir, mulai Manejer, Askep dan Asisten Afd, dengan melihat kondisi tanaman menghasilkan (TM) di blok-blok sengaja dilakukan pembiaran tidak dirawat.
Hal ini dikatakan Demson, diduga anggarannya dikorupsi yang seharusnya diperuntukkan untuk dana perawatan atau pemeliharaan tanaman.
Ia juga minta kepada Dirut PTPN IV Regional 2 untuk evaluasi kinerja bawahannya.persoalannya. “Dana perawatan ada, lalu perawatan tanaman dilakukan oleh pihak ketiga atau vendor, bagaimana tanaman tampak seperti itu terkesan tidak terawat, ada apa?,” tanyanya.
“Lalu bagaimana tim pemeriksa internal mereka yaitu PTPN IV dalam menyikapi tanaman tersebut, karena ini bukan persoalan baru. Bahkan unit lain pun kemungkinan sama halnya,” sambungnya.
Lebih lanjut ia juga mengatakan, DPP LSM Katulistiwa akan mengirimkan surat ke Dirut Subholding Palmco dan Menteri BUMN terkait hal ini, sebagai bentuk kepedulian dan sosial kontrol sebagai warga Indonesia terhadap contoh kinerja pemangku jabatan di perusahan Negara. (Red)