Seorang Paragat Ditemukan Tewas di Aliran Irigasi di Desa Hutagaol Peatalun

| oleh -79x Dilihat
Screenshot

TOBA, (HarianSumut)

Kapolres Toba AKBP Wahyu Indrajaya, SH, S.I.K melalui Kapolsek Balige AKP Slamat Pasaribu saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut benar ada terjadi.

Kapolsek menjelaskan kejadian diketahui atas laporan Kepala Desa Hutagaol Peatalun Parlin Hutagaol (54) menyebutkan adanya ditemukan seorang pria pengendara sepeda motor tewas terperosok di dalam ruas aliran irigasi Jl. Huta Gaol Pea Talun tepatnya di dalam parit dengan posisi mayat tertimpa sepeda motor milik korban.

Mengetahui informasi tersebut, personil pun langsung turun ke lokasi dan melakukan pemeriksaan dan olah TKP untuk selanjutnya korban dievakuasi yang dibantu oleh anggota Babinsa Koramil Balige.

Adapun identitas korban tersebut bernama Olopan Tambunan (60) warga Gala gala Desa Tambunan Baruara Kecamatan Balige Kabupaten Toba

Dijelaskannya, berdasarkan data informasi yang di himpun petugas dilokasi TKP (Tempat Kejadian Perkara), awalnya korban di ketemukan oleh seorang ibu ibu yang sedang melintas dari jalan tersebut yang selanjutnya berteriak histeris mengakibatkan orang berkerumun ramai untuk melihat apa yang terjadi. Selanjutnya oleh warga melaporkan kepada kepala desa untuk dilaporkan ke Polsek Balige.

Setelah dilakukan pemeriksaan di TKP oleh tim petugas, korban langsung dievakuasi berikut sepeda motornya. Untuk pemeriksaan selanjutnya secara medis korban dibawa ke RSUD Porsea untuk dilakukan pemeriksaan visum et repertum sekaligus pembersihan jenazah korban untuk selanjutnya nanti diserahkan kepada pihak keluarga untuk disemayamkan dirumah duka.

Dari hasil pemeriksaan korban diketahui adalah warga desa Tambunan Baruara kecamatan Balige bernama Olopan Tambunan (60). Pemeriksaan petugas di TKP dari jejak bekas seretan roda sepeda motor korban yang menggelincir diatas aspal jalan di TKP, korban berkendara dari jalan depan Kompi 125 Simbisa mengarah ke jalan Balige By Pas dengan membawa 1 jerigen ukuran 5 liter.

Baca Juga:  Polres Simalungun Komit Menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Birokrasi Bersih Melayani

Dilihat dari kondisi jalan memang jalannya tikungan manis dan terkesan enak melintasinya dengan agak menancap gas. Kemungkinan korban saat melintas lumayan kencang dan disinyalir hilang kendali atau mungkin ada yang di elakkan di TKP mengakibatkan korban tiba tiba mengerem mendadak dan hilang kendali yang akhirnya menyebabkan korban langsung terperosok terjun masuk ke aliran irigasi.

AKP Selamat Pasaribu juga menyebutkan, dilihat dari kondisi di TKP kemungkinan korban kecelakaan hingga meninggal dunia diduga akibat kecelakaan berlalulintas, namun demikian untuk memastikan korban apakah akibat Laka Lantas kita belum bisa memastikannya dan kita akan melakukan penyelidikan dan pemeriksaan lebih mendetail guna memastikannya.

Ditambahkannya, disaat korban ditemukan dan dievakuasi dari TKP jasad korban sudah kaku. Kemungkinan korban kecelakaan hingga menyebabkannya meninggal dunia sudah lebih dari 3 jam di malam hari tadi (malam Minggu) sebelum korban ditemukan di pagi hari Minggu, 23 Februari 2025.

Korban diduga sudah dalam keadaan mabuk / dalam pengaruh alkohol ketika berkendara dan tidak ditemukan di sekitar lokasi Tempat Kejadian adanya tindakan kekerasan terhadap korban

Pada dinding parit di sekitar tempat kejadian di temukan goresan sepeda motor korban sebelum terjatuh ke dalam parit.

Baca Juga:  Gemoy Siantar Ajak Gen Z dan Milenial Pilih Susanti-Ronald

Diketahui bahwa di Jl. Hutagaol Pea Talun Tempat kejadian merupakan tikungan dan tidak ada penerangan jalan.

Diduga kejadian yang menimpa korban merupakan laka lantas ketika hendak pulang ke rumahnya setelah selesai minum dan berjualan tuak dari sekitar kota Balige.

Barang bukti yang diamankan dari lokasi TKP antara lain Satu unit Sepeda Motor Honda Revo warna Hitam No Pol BB 6675 EE, Dua buah jerigen warna putih dengan terikat tali nilon yang digantung pada stang sepeda motor dan Satu buah sendal warna hitam.

Sebelum kejadian tersebut, Korban sempat menelpon Saudara perempuan kandungnya Sarma Boru Tambunan (57), untuk mempertanyakan tentang pemasaran tuak miliknya.

Sedangkan Keluarga Korban Jarinsan Sihite menuturkan kebiasaan sehari hari korban selalu mengantarkan tuak ke rumah di Jl. Bukit Barisan pada sore hari dan akan pulang sekitar pukul 20.00 Wib.

Menurut tetangga korban Marojahan Tambunan (60) mengatakan bahwa Korban berdomisili di Gala Gala Desa Tambunan Baruara sekitar 2 tahun, dan tinggal seorang diri.

“Pekerjaan korban sehari hari merupakan penyadap pohon aren (paragat) dan menjual tuak dengan cara menawarkan tuak ke kedai-kedai setiap harinya,” ucap Marojahan.

Ditambahkannya, korban biasanya pulang ke rumah sekira pukul 22.00 Wib ke atas. Sebelum kejadian pada hari Sabtu tanggal 22 Februari 2025 sekira pukul 21.00 Wib ada mendengar korban pulang ke rumah untuk mengantar anak anjing. Korban tidak pernah bermasalah di kampungnya. (EJP/Red)