MEDAN, (HarianSumut)
Moral dan etika akan rusak jika hanya dunia yang menjadi tujuan dalam hidup karena itulah umat sebaiknya menjaganya melalui aqidah dan akhlak yang mulia. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan berpuasa menahan hawa nafsu untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Hal ini disampaikan tokoh agama sekaligus Pimpinan Kampung Darussalam, Tuwan Imam di hadapan sejumlah awak jurnalis foto, mitra, dan stakeholder dalam kegiatan Buka Puasa bersama Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan, Selasa (18/3) di Sekretariat PFI Medan Gedung Anjungan Melayu Tanah Deli, Jalan Setia Budi Medan.
Turut hadir dalam kegiatan ini di antaranya, Kabid IKP Diskominfo Sumut Harvina Zuhra, Corpcom XL Axiata West Region, Aldi Desmet, Ketua Forwakes Medan Budi Mahbubah, Ketua APFI Said Harahap, pengurus PFI Medan dan anggota serta tamu undangan lainnya.
“Kalau sudah dunia menjadi tujuan, maka sudah pasti etika dan moral rusak,” ucap Tuwan Imam mengawali ceramah singkatnya.
Dijelaskan Tuwan Imam, salah satu upaya menjaga moral dan etika, adalah menjalankan ibadah puasa terkhusus di Bulan Ramadan ini. “Puasa yang dijalankan ada tiga tingkatan. Pertama, puasa menahan makan dan minum, kedua, puasa orang yang alim untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar. Lalu, ketiga, puasa orang yang mukmin, adalah yang mempuasakan diri dari kecintaan terhadap dunia, sehingga cinta kepada Allah SWT. Sehingga kita mempersiapkan segala sesuatu untuk kembali kepada Allah,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, masih banyak orang berpuasa tapi kecintaan kepada dunia belum selesai. “Selesai dari bulan ini, apakah kita tetap bertakwa di 11 bulan berikutnya? Dari puasa ini lah kita menahan diri untuk menjadikan kita sebagai orang orang yang bersabar. Kalau sudah dunia menjadi tujuan, maka sudah pasti etika dan moral rusak. Kesenangan kita ini bukan di dunia tapi nanti di akhirat. Maka, minta ampun kepada Allah, minta disayangi dan dicukupi. Robbigh firlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii, yang artinya Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, berilah aku petunjuk, dan berilah rezeki,” ucapnya.
Menutup ceramah singkatnya, Tuwan Imam menambahkan, puasa adalah jalan menjadikan diri kita sebagai hamba yang bertakwa. “Senantiasa menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa yang dilarang Allah. Dan itu sebenarnya tidaklah mudah karena banyaknya godaan. Godaan itu salah satu mengendalikan hawa nafsu kita, salah satunya dengan berpuasa. Puasa ini diingatkan untuk menahan terhadap hal hal yang tidak baik, yang menyebabkan kita berbuat maksiat. Maka kita selalulah banyak berzikir dan mengingat Allah SWT,” tutupnya.
Ketua PFI Medan, Riski Cahyadi mengucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh keluarga besar PFI Medan khususnya para mitra dan stakeholder serta tamu undangan. Riski juga berharap, kegiatan berbuka puasa ini bisa menjadi ajang mempererat silaturahmi yang terus berlanjut.
Dalam momen yang sama, dilakukan penyerahan pemberian cendera mata berupa kitab suci Alquran dari Corpcom XL Axiata West Region, Aldi Desmet kepada Tuwan Imam untuk Kampung Darussalam, dan cenderamata berupa jaket olahraga dan plakat kepada Kabid IKP Diskominfo Sumut Harvina Zuhra atas jasanya serta sejarah yang telah melibatkan PFI Medan menjadi media official PON 2024. (ST/Red)