Alasan AS Terus-terusan Veto Resolusi DK PBB Desak Gencatan di Gaza

| oleh -4x Dilihat
Screenshot

AMERIKA SERIKAT, (HarianSumut)

Amerika Serikat untuk kesekian kalinya kembali memveto draf resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mendesak gencatan segera dan tanpa syarat di Jalur Gaza Palestina, Rabu (20/11/2024).

Draf resolusi tersebut menuntut “gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen” antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Dokumen itu juga mendesak Hamas membebaskan segera “dan tanpa syarat atas semua sandera” sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.

Seluruh negara anggota DK PBB, baik anggota permanen dan non-permanen, mendukung resolusi yang diharapkan mampu segera menghentikan agresi brutal Israel ke Jalur Gaza dan tengah meluas ke Lebanon ini.

Baca Juga:  Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar Patroli

Hanya AS satu-satunya negara yang menolak dan memveto draf resolusi DK PBB tersebut.

Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, mengungkapkan kekecewaan mereka atas sikap DK PBB yang dianggap tidak mampu mengakomodir seluruh suara anggota dalam merumuskan draf resolusi tersebut.

Ia menuturkan ada beberapa pasal dan pernyataan yang tidak disetujui AS lantaran DK PBB tidak mau mengkompromikan dengan merevisi pernyataan tersebut.

“Kami menyesalkan bahwa Dewan tidak mengakomodasi bahasa kompromi yang diajukan oleh Inggris untuk menjembatani perbedaan yang ada… Dengan bahasa itu, resolusi ini seharusnya dapat diadopsi,” ujar Wood usai voting DK PBB berakhir seperti dikutip AFP.

Baca Juga:  Netanyahu Usai Umumkan Yahya Sinwar Tewas: Ini Bukan Akhir Perang Gaza

Kenapa AS memveto resolusi DK PBB itu?

Dikutip Al Jazeera, Wood menilai resolusi tersebut akan mengirimkan “pesan berbahaya kepada Hamas”.

Wood menuturkan draf resolusi DK PBB itu bisa memberikan kesan bahwa “tidak perlu lagi kembali ke meja perundingan.”

Ia juga menegaskan Hamas akan menganggap resolusi ini sebagai “pembenaran atas strategi sinisnya” jika diadopsi DK PBB, yang seolah-olah memperlihatkan bahwa komunitas internasional telah melupakan nasib para warga Israel yang menjadi sandera Hamas di Gaza.

“Kita tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Kami tidak akan melupakan mereka,” ucap Wood lagi. (CNN/Red)