GAZA, (HarianSumut)
Pasukan Israel memperluas serangan mereka ke Gaza utara. Mereka juga mengerahkan tank-tank mencapai tepi utara Kota Gaza dan menyerang beberapa distrik di kawasan Sheikh Radwan sehingga membuat warga setempat meninggalkan rumah mereka.
Dilansir dari Reuters, Ahad, 13 Oktober 2024, penduduk mengatakan pasukan Israel telah secara efektif mengisolasi Beit Hanoun, Jabalia, dan Beit Lahiya di ujung utara kawasan itu dari Kota Gaza.
Mereka menyebut Israel memblokir akses antara kedua daerah itu kecuali atas izin mereka bagi keluarga yang bersedia mematuhi perintah evakuasi dan meninggalkan ketiga kota itu.
Sembilan hari setelah operasi besar Israel di Gaza utara, kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan serangan Israel telah menewaskan sekitar 300 warga Palestina di sana.
Mereka menuding pemboman Israel terhadap rumah-rumah warga sipil dan tempat penampungan pengungsian ditujukan untuk memaksa penduduk meninggalkan Gaza untuk selamanya. Israel membantah tuduhan itu
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan puluhan orang telah dipastikan tewas dalam serangan di daerah utara. Sementara itu, puluhan penduduk lainnya beresiko meninggal di jalan dan di bawah reruntuhan rumah, yang berada di luar jangkauan tim medis.
Dalam kondisi itu, banyak penduduk Jabalia mengunggah di platform media sosial dengan tulisan, “Kami tidak akan pergi, kami mati, dan kami tidak akan pergi.”
Bagian utara Gaza, yang dihuni lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk wilayah itu, dibom hingga menjadi puing-puing pada fase pertama serangan Israel di wilayah itu setahun yang lalu, setelah serangan 7 Oktober di kota-kota Israel oleh militan yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang.
Setelah setahun serangan Israel yang menewaskan lebih dari 42.200 warga Palestina, ratusan ribu penduduk telah kembali ke wilayah utara yang hancur.
Israel mengirim pasukan kembali lebih dari seminggu yang lalu untuk membasmi para pejuang yang katanya sedang berkumpul kembali untuk melakukan lebih banyak serangan. Hamas membantah para pejuang beroperasi di antara warga sipil.
Eskalasi di Gaza utara terjadi bersamaan dengan serangan udara dan operasi darat Israel yang besar di garis depan terpisah di Lebanon selatan terhadap Hizbullah, yang seperti Hamas merupakan sekutu Iran.
“Saat dunia terfokus pada Lebanon dan kemungkinan serangan Israel terhadap Iran, Israel tengah menghancurkan Jabalia,” kata Nasser, seorang warga Beit Lahiya di Jalur Gaza utara, dilansir dari Reuters.
Nasser menuturkan Israel meledakkan jalan-jalan dan menghancurkan distrik permukiman. Orang-orang di sana, jelas Nasser, juga tidak dapat memperoleh makanan.
“Mereka terjebak di dalam rumah mereka, takut bom akan jatuh di kepala mereka,” ujarnya.
Ketika serangan utama terjadi di utara, Israel juga menyerang daerah lain di seluruh Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 11 orang tewas hingga Minggu pagi, termasuk sedikitnya enam orang tewas di sebuah rumah di kamp Bureij di Jalur Gaza tengah, selatan Kota Gaza.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan Ahad ini bahwa pasukan yang beroperasi di seluruh Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir telah menyerang sekitar 40 target dan menewaskan puluhan anggota kelompok militan.
“Pasukan Divisi 162 terus beroperasi di wilayah Jabalia, pada hari terakhir pasukan tersebut menewaskan puluhan teroris dan menemukan bahan peledak, senjata, granat, dan alat perang lainnya di wilayah tersebut,” kata Israel dalam pernyataan resmi mereka, dikutip dari Reuters.
Sayap bersenjata Hamas, Jihad Islam, dan faksi-faksi kecil lainnya mengatakan para pejuang mereka menyerang pasukan Israel di Jabalia dan daerah sekitarnya dengan roket anti-tank dan tembakan mortir.
Pejabat Palestina dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan tidak ada daerah yang aman di Gaza. Mereka juga telah menyuarakan kekhawatiran atas kekurangan makanan, bahan bakar, dan pasokan medis yang parah di Gaza utara, dan mengatakan ada risiko kelaparan di sana.
Beberapa peluru tank mendarat di beberapa jalan di pinggiran Kota Gaza di Sheikh Radwan, tempat tank-tank tiba di tepi wilayah tersebut turut memicu kepanikan di antara penduduk yang lebih jauh ke selatan.
Selain itu, di Jalur Gaza selatan, otoritas Israel membebaskan 12 warga Palestina yang ditahan selama serangan darat. Tahanan yang dibebaskan telah mengeluhkan penyiksaan dan penganiayaan saat berada di tahanan Israel. Israel membantah tudingan tersebut. (Red)
Sumber: Reuters