JAKARTA, (HarianSumut)
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengimbau WNI yang masih berada di Lebanon agar segera mengikuti evakuasi yang telah disediakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia atau KBRI Beirut. Judha mengingatkan WNI supaya kembali ke Indonesia selagi masih ada kesempatan menyusul memanasnya konflik di Timur Tengah.
“Kami sampaikan apa adanya. Kami harus evakuasi sekarang, sebelum situasi semakin memburuk,” kata Judha saat konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat, Jumat (4/10/2024).
Judha menuturkan apabila situasi memburuk dan terjadi perang terbuka, proses evakuasi yang akan dilakukan Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Beirut menjadi terbatas karena kondisi yang berbahaya. Apalagi, jika ada serangan ke titik-titik vital yang melumpuhkan aktivitas perhubungan.
Di sisi lain, Judha juga mengakui, meski pemerintah telah berupaya menjamin keselamatan WNI di Lebanon dengan melakukan evakuasi, keputusan mengikuti evakuasi tetap berada pada kehendak masing-masing WNI.
“Mohon jangan ditunda-tunda sampai situasi semakin memburuk,” ujarnya.
Judha juga turut mengimbau kepada seluruh WNI agar menunda perjalanan ke negara-negara yang rawan konflik, seperti Lebanon, Suriah, Iran, Palestina, dan Israel. WNI disarankan menunda perjalanan ke Israel untuk ziarah keagamaan di tengah kondisi keamanan di Israel yang ditetapkan Kementerian Luar Negeri RI berstatus Siaga 1. Tak hanya itu, Judha juga meminta WNI supaya mengantisipasi gangguan penerbangan jika perjalanan yang dilakukan perlu singgah di bandara-bandara di kawasan Timur Tengah.
“Waspadai disrupsi penerbangan untuk menghindari pelaku perjalanan terdampar di beberapa titik hub penerbangan internasional,” tuturnya.
Israel pada pekan lalu membunuh pemimpin Hizbullah di Lebanon, Hassan Nasrallah. Pembunuhan Nasrallah dikhawatirkan mengganggu stabilitas Lebanon dan wilayah yang lebih luas. Kepala pengungsi PBB Filippo Grandi mengatakan lebih dari 200 ribu orang mengungsi di dalam wilayah Lebanon dan lebih dari 50 ribu orang telah melarikan diri ke negara tetangga Suriah. (Tempo/Red)