TOBA, (HarianSumut)
Indonesia sedang bekerja keras untuk menanggulangi permasalahan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
HIV dan AIDS, selain menjadi masalah global, saat ini di tingkat nasional juga menjadi salah satu target dari Millennium Development Goals (MDGs), tujuan pembangunan millenium, dan termasuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2025.
Demikian sambutan Bupati Toba yang disampaikan Staf Ahli Bupati Toba, Sahat Manullang pada Acara Sosialisasi dan Peringatan Hari AIDS Se-Dunia di Kabupaten Toba yang digelar di Aula Hotel Sumatra, Balige, Senin (2/12/2024).
.”Sebagaimana kita ketahui, status epidemi HIV dan AIDS di Indonesia sudah dinyatakan pada tingkat “Concentrated Epidemic Level” karena angka prevalensi kasus HIV dan AIDS di kalangan subpopulasi tertentu di atas 5% .Epidemi HIV dan AIDS di Indonesia terkonsentrasi pada populasi kunci, yang berasal dari dua cara penularan utama, yaitu transmisi seksual dan penggunaan napza suntik. Demikian juga mengenai jumlah perempuan yang positif HIV yang perlahan-lahan meningkat,” katanya.
Hal ini mendorong peningkatan layanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak yang perlu menjadi perhatian utama.
Jumlah kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Toba makin meningkat,dari data yang ada terindikasi ada 433 orang terkena HIV. Sebagian yang terkena itu adalah perempuan yang tidak berperilaku seksual berisiko tinggi, namun tertular HIV dari pasangan tetapnya yang berperilaku seksual berisiko tinggi, ini amat memprihatinkan. Situasi ini menempatkan anak pada posisi rentan terhadap HIV dan AIDS dari orang tuanya yang mengidap HIV dan AIDS dalam proses persalinan, menyusui, dan melalui media lain seperti transfusi darah.
“Oleh karena itu, saat ini program-program ditujukan khususnya untuk menyasar pada penguatan hak-hak reproduksi dan penguatan posisi tawar perempuan. Perempuan berhak mendapatkan informasi dan pelayanan yang semakin kuat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dan organ reproduksinya, dan perempuan diharapkan sadar serta mengerti benar akan hak-hak reproduksinya,” katanya.
Peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2024 yang jatuh setiap 1 Desember kali ini mengusung tema “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa.”
Tema ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang inklusif dalam pemenuhan hak-hak setiap individu, termasuk akses terhadap layanan kesehatan yang setara tanpa stigma dan diskriminasi. Sejalan dengan tema tersebut, pemerintah berharap seluruh jajaran kesehatan, instansi/lembaga, dan seluruh pemangku kepentingan dapat mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi, melakukan sosialisasi, serta melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung penanggulangan HIV/AIDS di daerah masing-masing.
Untuk memenuhi kebutuhan di atas, pemberian pengetahuan secara luas kepada masyarakat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) sedapat mungkin dilakukan dengan menggunakan lembaga/organisasi yang ada di tengah masyarakat.
Khusus di Kabupaten Toba, kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS ini terus menerus digalakkan secara berkelanjutan sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Kabupaten Toba sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Toba Samosir 2020-2025, yaitu “Kabupaten Toba yang Unggul dan Bersinar.”
Kegiatan Dinas Sosial Kabupaten Toba untuk sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS setiap tahunnya senantiasa didukung melalui penyediaan anggaran pada APBD Kabupaten Toba.
Melalui peringatan Hari AIDS se-Dunia diharapkan dapat semakin meminimalisir penyebaran HIV/AIDS di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Toba. Kemudian pemerintah dan masyarakat semakin memahami dampak HIV/AIDS yang mengancam khususnya perempuan dan anak hari ini, esok, dan di kemudian hari. Ancaman ini merupakan ancaman terhadap pembangunan kesehatan, ekonomi, sosial, dan budaya.
“Dengan adanya perhatian terhadap perlindungan perempuan dan anak dari HIV/AIDS, maka Kabupaten Toba akan dapat meminimalisir bahkan menghapuskan HIV/AIDS dari bumi Toba,” katanya menambahkan.
“Melalui pertemuan ini, saya mengajak semua elemen masyarakat, terutama peran perempuan sebagai bagian terbesar dalam masyarakat, sangat kami harapkan saling bahu-membahu menanggulangi penyakit HIV/AIDS ini. Minimal kita yang hadir di tempat ini dapat mencegah penyakit ini jangan menjangkiti kita, keluarga kita, dan lingkungan sekitar kita. Marilah kita membudayakan pola hidup sehat dan sikap yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, marilah kita meningkatkan iman dan nilai-nilai agama dalam hidup kita sebagai benteng yang kokoh untuk menahan segala godaan nafsu duniawi yang akan menjerumuskan,” sambungnya.
Hadir menjadi narasumber dr Tihar Hasibuan,MARS , Dinas kesehatan, Marika J. Hutabarat, SKM.,M.K.M, dan Kadis Sosial Drs Lalo H.Simanjuntak. (Red)