PEMATANGSIANTAR, (HarianSumut)
Program Keluarga Berencana (KB) tidak hanya bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak atau menekan pertambahan jumlah penduduk. Program KB diharapkan mampu meningkatkan kualitas penduduk lewat penyiapan keluarga yang sehat dan sejahtera. Namun program KB harus direvitalisasi dan digaungkan kembali, serta diselaraskan dengan pembangunan infrastruktur dan pembangunan manusia yang dicanangkan pemerintah.
Demikian disampaikan Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Pematangsiantar Drs Matheos Tan MM dalam sambutannya di acara Pencanangan TNI Manunggal Bangga Kencana Kesehatan Terpadu (TMKK) Tahun 2024 Kota Pematangsiantar-Kodim 0207/Simalungun di Mako Koramil 04/Siantar Barat, Jalan Enggang Kelurahan Sipinggol-pinggol Kecamatan Sianțar Barat Kota Pematangsiantar, Jumat (25/10/2024).
Matheos mengatakan Indonesia saat ini menghadapi bonus demografi dan Masyarakat Ekonomi ASEAN.(MEA). Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, kompeten, dan berkarakter. Untuk mendapatkan SDM yang diinginkan tersebut, peran keluarga sangat penting. Sebab keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang berperan dalam memenuhi kebutuhan fisik dan mental. Bahkan lingkungan keluarga menjadi tumpuan untuk menumbuhkembangkan dan menyalurkan potensi setiap anggota keluarga.
Sementara untuk mengendalikan kuantitas jumlah penduduk, pemerintah tetap gencar mensosialisasikan program kependudukan dan KB. Seperti menekan angka kematian ibu dan anak dengan mengampanyekan agar para remaja menikah minimal usia 21 tahun; mengatur jarak kelahiran minimal 3 tahun; tidak memiliki anak lebih dari dua; dan menghindari kelahiran di atas usia 35 tahun.
“Yang tidak kalah penting, pemenuhan gizi makanan anak yang terpenuhi. Apabila pemenuhan gizi yang baik maka tumbuh kembang otak anak sejak dari konsepsi sampai anak umur dua tahun menjadi baik. Ia akan menjadi orang hebat pada 1.000 hari pertama kehidupannya,” terang Matheos.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah memiliki program menyiapkan Generasi Berencana (Genre) yang menyasar berbagai kelompok remaja dan anak muda yang belum menikah, mahasiswa, keluarga dan kelompok masyarakat peduli remaja. Hasil yang diharapkan dari program tersebut, agar nantinya anak muda mendapatkan pendidikan tinggi, pekerjaan yang layak dan kompetitif, menikah secara terencana, aktif dalam kehidupan masyarakat, dan melaksanakan pola hidup sehat sehari-hari.
“Kondisi saat ini pemerintah dituntut harus mampu menyediakan layanan kesehatan yang merata dan berkualitas, khususnya untuk meningkatkan derajat hidup masyarakat kita, agar dapat menjadi subyek dan bukan sekadar sebagai obyek pembangunan. Dalam hal ini kita juga perlu bercermin kepada negara-negara maju yang kemajuannya tidak hanya ditentukan oleh kekayaan sumber daya alam, tetapi justru oleh kekuatan sumber daya manusia yang mampu menopang kehidupannya dan sumber-sumber daya buatan, serta sumber- sumber daya terbarukan melalui inovasi teknologi berbasis kekuatan SDM,” paparnya.
Masih kata Matheos, TNI Manunggal Bangga Kencana Kesehatan merupakan kolaboratif yang sangat strategis dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Program ini berfokus pada dua aspek penting, yaitu keluarga berencana dan kesehatan, yang merupakan pilar utama dalam pembangunan SDM berkualitas.
“Aspek kesehatan dalam program ini juga menurunkan prevalensi stunting yang merupakan bagian dari aspek kesehatan. Merupakan modal dasar bagi setiap individu untuk dapat berperan aktif dalam pembangunan,” sebutnya.
Program TNI Manunggal Bangga Kencana Kesehatan, kata Matheos, merupakan satu upaya untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya daerah terpencil dan sulit dijangkau. Kehadiran TNI di tengah masyarakat menjadi kekuatan untuk mensukseskan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR) Kota Pematangsiantar yang saat ini mencapai 2,1.
Angka tersebut, sambungnya, harus dipertahankan. Jangan sampai menurun atau meningkat untuk menjaga penduduk yang ideal. Peran TNI serta personel Babinsa hingga ke pelosok desa sangat strategis dalam mensukseskan program Bangga Kencana, sebagai wujud sinergitas antara aparat kewilayahan dan petugas KB, termasuk upaya mencegah kehamilan pasangan usia subur melalui edukasi dan sosialisasi program KB.
“Kami juga berharap agar Babinsa turut serta mengajak ibu hamil maupun balita ke Posyandu yang ada di wilayahnya untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Matheos
mengucapkan terima kasih kepada panitia, jajaran Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kota Pematangsiantar, dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan Pencanangan TMKK Tahun 2024 Kota Pematangsiantar-Kodim 0207/Simalungun.
Sementara Dandim 0207/Simalungun diwakili Mayor Inf Prawoto mengatakan program ini adalah program berkesinambungan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun. Tujuannya, mencegah laju pertumbuhan penduduk sehingga resiko-resiko yang muncul bisa terakomodir.
“Kalau jumlah penduduk sudah tidak bisa dikendalikan, artinya program pemerintah tidak dapat berjalan,” katanya.
Dilanjutkannya, Program TMKK diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat, baik kesehatan maupun SDM-nya. Sehingga cita-cita Indonesia Emas 2045 dapat tercapai.
Turut hadir, Danramil 04/Siantar Barat Kapten Inf Muslimin Saragih SE, Kapolres Pematangsiantar diwakili AKP Jahrona Sinaga, Kajari Pematangsiantar diwakili Edward Pasaribu SH MH, Kadis P2KB Pematangsiantar Hasudungan Hutajulu SH, Kadis Kesehatan drg Irma Suryani MKM, para camat se-Kota Pematangsiantar, para Kepala Puskesmas se-Kota Pematangsiantar, Persit Kartika Candra Kirana, para lurah se-Kecamatan Siantar Barat, dan TP PKK se-Kota Pematangsiantar. (Rls/01)