TAPANULI UTARA, (HarianSumut)
Tahun 2019 kurang lebih 200 desa sesuai yang pernah diakui oleh Kadis Pemerintah Desa (Pemdes) Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) Donni Simamora telah melaksanakan program Sistem Informasi Desa (SID) yang anggarannya diplot dari Dana Desa.
Namun dari informasi dari sejumlah kepala desa menyebutkan program SID tersebut sepertinya tidak ada wujud, padahal anggaran Dana Desa yang dikucurkan untuk kegiatan tersebut terbilang besar. Walau bervariasi, namun rata rata setiap desa harus menganggarkan kegiatan tersebut sekurang kurangnya Rp.13 juta.
Sementara item kegiatan dalam program SID tersebut hanyalah pelatihan operator Desa, pen-download-an aplikasi serta satu unit modem yang diterima dari perusahaan penyedia barang dan jasa.
“Pada saat itu kegiatannya, pelatihan operator Desa, mendownload aplikasi, kemudian ada modem yang diterima dari pengusaha dan itu langsung dibayar tunai,” ungkap seorang Kades yang enggan disebut indentitasnya.
Menanggapi hal tersebut, Majoe simanukalit pegiat sosial kontrol Taput menduga kegiatan program SID terbilang fiktif ataupun tidak jelas dan tidak ada manfaatnya buat kantor desa
Dikatakan, sesuai informasi dari berbagai literatur ada komponen utama yang berbasis teknologi yang harus diadakan oleh perusahan penyedia barang dan jasa berupa Data, perangkat keras (Hardware) perangkat lunak (Software) perangkat jaringan (Netware).
Yang dinamakan perangkat keras dikatakan Majoe adalah berupa komputer juga printer dan perangkat lain pendukung pengolah data,sedangkan perangkat lunak berupa aplikasi.
Sedangkan fakta lapangan dan pengakuan dari sejumlah Kepala Desa program SID di Kabupaten Taput hanyalah berupa pelatihan, penyediaan aplikasi serta satu unit modem yang diterima Desa.
Menganalisa kegiatan program SID di Taput ini serta besaran anggaran yang terpakai, Majoe berkesimpulan kegiatan tersebut mark up. Sebab tidak ada komponen perangkat keras yang dipenuhi perusahaan.
Dan bahkan patut kita duga program SID itu fiktif, dikarenakan Desa pun tidak mengerti atau tidak faham apa dan untuk apa program tersebut dikerjakan.
“Komponen utama SID itu berupa komputer, Printer termasuk juga wifi kemudian aplikasi. Sementara fakta yang kita dapat perusahan hanya memberi modem, makanya diduga penghamburan uang negara,” ujar Majoe. (EJP/Red)